Home / MANOKWARI / Papua / Papua Barat / Uncategorized

Rabu, 17 September 2025 - 18:11 WIB

Bupati Manokwari Sampaikan Aspirasi soal Maraknya Tambang Ilegal di Wasirawi

JAKARTA, aqua-grouse-834312.hostingersite.com – Bupati Manokwari, Hermus Indou, didampingi Wakil Bupati H. Mugiyono, sejumlah dinas terkait, Kepala Distrik Masni, serta para kepala kampung terdampak, menyampaikan aspirasi pemerintah daerah dan masyarakat terkait maraknya aktivitas pertambangan emas ilegal di Distrik Wasirawi, Kabupaten Manokwari.

Pemaparan tersebut disampaikan langsung kepada Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, bersama anggota komisi dalam rapat Panja Pengawasan Penegakan Hukum Bidang Sumber Daya Alam, Rabu (17/9/2025), di Ruang Rapat Komisi III DPR.

Hermus menjelaskan, aktivitas penambangan emas ilegal di Wasirawi telah berlangsung sejak 2014, dengan intensitas meningkat pada 2018 hingga 2022. Awalnya penambangan dilakukan oleh masyarakat setempat, namun kemudian berkembang melibatkan pendatang dan pemodal besar.

Baca Juga :  Tindaklanjuti Pertemuan dengan Presiden, Bupati Temui Dirjen Bina Marga Bahas Program Strategis Pembangunan di Manokwari

“Kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai sekitar Rp375 miliar per tahun. Hasilnya dibawa keluar daerah dengan sistem yang rapi, sementara pemerintah daerah hanya menjadi penonton,” ungkap Hermus.

Ia menegaskan, dampak yang ditimbulkan sangat luas, mulai dari rusaknya aliran Sungai Warriori akibat sedimentasi, kematian biota sungai, hingga tidak berfungsinya irigasi yang berdampak pada sawah di Kampung Warior dan Sumber Boga. Padahal, kawasan Masni–Wasirawi merupakan lumbung pangan padi untuk Papua Barat.

Selain itu, Jembatan Kali Warriori yang menjadi jalur penghubung Manokwari–Sorong juga nyaris ambruk akibat aktivitas tambang ilegal tersebut.

Baca Juga :  Tingkatkan Layanan PBG, Dinas PUPR Manokwari Hadirkan Inovasi KO KANDA MENDUA HATI

Hermus menyebut, keberadaan pemodal besar serta keterlibatan oknum elite dan aparat menjadi faktor utama sulitnya penertiban.

“Kita sudah bersuara, bahkan sempat berhenti dua minggu, tapi aktivitas kembali berlangsung. Ada backup luar biasa di balik ini,” tegasnya.

Menurut Hermus, faktor ekonomi juga menjadi pendorong kuat. Harga emas yang tinggi membuat masyarakat, termasuk pemilik hak ulayat, lebih memilih bekerja sama langsung dengan pemodal tanpa melibatkan pemerintah daerah.

“Akibatnya, potensi pertanian yang semestinya menopang program ketahanan pangan nasional tidak bisa dioptimalkan. Sawah tidak bisa ditanami, sungai tidak bisa digunakan, dan masyarakat adat kehilangan sumber kehidupannya,” ujarnya.(KP/03)

Share :

Baca Juga

MANOKWARI

Polda Papua Barat Gandeng Wartawan Berbagi Takjil

MANOKWARI

Penjabat Gubernur Papua Barat Ajak Anak Asli Papua Ikut Seleksi Pengangkatan Pemilihan Adat Anggota DPRK/DPRP

MANOKWARI

KPU Manokwari Serahkan Hasil Akhir Verifikasi Adminsitrasi Bacalon Anggota DPRD, 8 Parpol Masih TMS

MANOKWARI

Polresta Manokwari Gelar Donor Darah Sambut HUT Bhayangkara ke-79 Tahun 2025

MANOKWARI

Wakil Ketua I DPRK Manokwari Ajak Kolaborasi Bangun Daerah Pasca Pilkada

MANOKWARI

Lepas Jenazah Bastian Salabai, Bupati Manokwari: Beliau Pemimpin Penuh Dedikasi

Uncategorized

Daftarkan 20 Bacaleg, Golkar Wondama Siap Pertahankan Palu Sidang

MANOKWARI

Pimpin DPD Partai Hanura, Albertina Mansim Target Fraksi Di Semua Tingkatan